Pages

We will Arrange Your holiday full Package. Don't hesitate to email us if you would like to know further detail about us. Email: segaratrip@gmail.com
Indonesia

Tuesday, January 14, 2014

Kepulauan TOGEAN

Puas menjelajahi Rantepao dengan kekayaan budaya dan adat Torajanya kami melanjutkan perjalana menuju Bagian tengah Pulau Sulawesi, menuju Kepulauan Togean.

Jalur darat yang kami tempuh selama 15jam yakni dari Rantepao menuju Tentena. wuhuuuuuuu it's a long Bus trip pastinya, waktu tempuh normal adalah 13jam tapi hujan yang mengguyur Poso dan sekitarnya membuat jalan yang akan kami lewati dipenuhi lumpur basah dan licin. Pukul 19:00 WITA Bus yang kami tumpangi berhenti Kami tidak ingat betul nama daerahnya, yang jelas di jembatan disebuah desa kecil 3jam sebelum masuk daerah Tentena. Hanya mobil pribadi dan truck kecil yang bisa lewat, selebihnya menunggu sampai jalan tersebut kering dan bisa dilewati, prediksi warga lokal kami harus menunggu hingga besok atau mungkin lebih jika malam itu turun hujan. 1jam pertama kami dan tourist yang ikut bersama kami dari Rantepao memutuskan untuk mencari tumpangan truck kecil atau kendaraan apasaja yang bisa kami tumpangi dan membawa kami ke Tentena secepatnya, karena harus mengejar Kapal Ferry di keesokan harinya. Dua jam wara wiri dan mencari bantuan dari warga lokal lima orang dari kami mendapat tumpangan mobil pickup :) terima kasih Bapak Jefri bantuan Bapak malam itu sangat berarti dan berkesan sekali. Sepatu dan celana yang kami kenakan penuh lumpur dan basah. 2.5 Jam ternyata sangat singkat karna kami seru berbincang dibelakang, "ini akan menjadi cerita yang seru" dalam hati. Tiba di Tantena +/- pukul 00:00 WITA. menginap di wisma Anugrah. Pagi harinya baru tersadar bahwa Danau Tantena persis ada didepan penginapan, sayangnya kami tidak sempat berenang mencicipi air Danau tersebut.

Danau Tentena


Ternyata tidak mudah menemukan transportasi disini, kami bertanya ke orang hotel dan tidak mendapat jawaban yang membantu, tapi kami mendapat info yang membawa kami ke "harta karun" yang tersimpan di desa kecil ini, another nice people we met!! Kak Debby!!! dia salah satu pegawai atau pemilik dari Tourist Information Center  yang kantornya terletak di Pelabuhan Kapal Tentena. Kak Debby ini betul-betul punya jawaban dari semua pertanyaan kami tentang Togean yang akan kami tuju. Carter mobil, schedule kapal, penginapan, harga dan semuanya. And she speak a perfect English !!! WOW konon dia belajar dari MTV :) thanks a lot kak Debby. jadi kalo teman2 kesusahan disana bisa datang langsung kekantornya dan nanya apa aja, dia akan dengan sangat senang membantu!! 


Anyway..  
Dari Tantena kami berangkat pada malam hari menuju Ampana, pemberhentian terakhir bagi para wisatawan yang hendak ke togean meeting point nya di "Marina Resort" kami menemui Pak Edi untuk meng-konfirmasi kapal yang akan membawa kami ke Togean. Sepertinya semua sudah tak sabar ingin menuntaskan segala urusan transportasi ini dan ingin segera sampai di Togean menikmati keindahan Baharinya. Kapal yang kami naiki membawa kami ke pulau pertama di trip togean ini yaitu pulau POYALISA.


Hanya ada satu resort di pulau ini yang terdiri dari kurang lebih 20-25 bungalow yang setiap bungalownya menghadap ke laut dan pantai. Fasilitas kamarnya sederhana tetapi cukup nyaman. Kalau mengenai harga, hmmmm sangat terjangkau dan sangat murah mulai dari 100.000 - 250.000 per malam per orang, dan sudah termasuk 3x makan. kegiatan yg bisa dilakukan disini yaitu mengikuti trip snorkeling yang sudah diorganisir oleh pihak resort. Dan kalian akan terkagum-kagum dengan under waternya. Koral-koral yang membentuk tebing atau "Wall" soft coral dan hard coral yang beragam dan sangat sehat. serta biota-biota lautnya. ahhhhhhhhhhh tak sia-sia segala lika-liku transportasi yang se-adanya yang sudah kami lalui. Terbayarkan dan semua happy. 











Kami menghabiskan tiga hari di pilau ini, berkenalan dengan traveler lain dari berbagai Negara. Seperti biasa, selalu bertemu orang-orang yang menyenangkan.. Sebagian tetap tinggal, sebagian melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi pulau-pulau lain yang pasti sama bagusnya, semua bersemangat. 

Neeexxxtttt !!!! Perjalanan menggunakan kapal kayu berukuran sedang kami menuju KADIDIRI!!! kurang lebih 3jam waktu yang kami tempuh. DI Kadidiri terkenal dengan Spot diving dan pantainya, namun terkait jadwal kami yang harus disesuaikan dengan jadwal kapal dan penerbangan, kami akan mampir ke Malenge terlebih dahulu.

Pada awalnya kami menginap di Malenge indah. Bungalow sederhana didepan pantai Malenge indah, dan ya... sungguh indah :)






What a beautiful Beach!!!!!!!!!!!

Hari ke-2 kami memutuskan untuk pindah ke Malenge Lestari yang sangat terkenal dengan Blue Lagoon dan Kampung suku Bajo Pulau  Papan di sebrang resortnya. Begitu sampai nafas kami terhenti melihat Laguna yang berwarna hijau ke biru-biruan bening, tenang dan dikelilingi pepohonan liar yg hijau disekelilingnya, serasa melihat kolam berenang nan luas dan alami. Hmmmmmmm belum pernah lihat yang seperti ini sebelumnya.




Kami masih punya sisa waktu 1minggu di Togean, kami akan menghabiskan 4 hari di Malenge, semoga cukup :). Pemilik Resortnya sangat ramah juga pegawai yang bekerja disini. Suasananya sangat nyaman, apalagi makanannya uhhhh ikan segar di bakar dengan bumbu khas yang seadanya, namun rasanya sangat spesial, tak lupa sambal tomat pedas segar khas mereka. Seluruh aktifitas yang bisa dilakukan disini sangat menyenangkan, mulai dari snorkeling disekitar dermaga atau dengan kapal kecil yang sudah disediakan. Voly pantai juga tidak kalah seru, dan tentunya berenang sepuasnya. 





Esok harinya kami meminjam perahu milik Resort untuk mengunjungi kampung suku papan yang ada di sebrang penginapan kami.
Kampung ini terdiri dari 25 Kepala keluarga penduduk asli suku Bajo Pulo Papan, lebih banyak orang Dewasa atau lanjut usia dan sisanya anak-anak. Kebanyakan setelah lulus SLTP atau SLTA anak-anak dikampung ini melanjutkan penidikannya di Poso atau Gorontalo karena tidak tersedianya sekolah yang bagus untuk mereka pilih disekitan kampungnya. Anak-anak dikampung ini harus menyebrangi jembatan kayu sejauh 2km setiap paginya untuk pergi sekolah karena letaknya disebrang pulau tempat mereka tinggal. Pagi hari kami melihat anak2 berlarian diatas jembatan yg sudah tidak kokoh, mereka berlarian searah . seolah tak sabar ingin sampai dibangkunya masing-masing




Kampung suku Bajo Pulo Papan Malenge from the hill





anak suku Bajo Pulau Papan





Pada saat kami datang seluruh kamar penuh diisi oleh wisatawan asing dan lokal (1 orang doang :D) semua berkumpul pada sa'at jam makan, dimeja panjang yg lengkap dengan makanan segar dan yummy. Berbagi cerita dan kesan-kesan atau hal-hal yang tidak penting terkadang namun tetap menarik untuk dibicarakan. Yang jelas semua terlihat bahagia dan menikmati waktu yang mereka habiskan selama di Indonesia. Seluruh wisatawan asing yang kami temui sepakat akan kembali lagi ke tempat ini suatu sa'at aa yang ingin membawa keluarga atau teman dekatnya "mereka harus datang ketempat indah ini" begitu juga kami. secepatnya ingin kembali lagi untuk kedua kali ketiga kali atau kesekian kalinya











4 hari tentunya sangat kurang buat kami, tapi apa mau dikata karna harus kembali ke Wakai lalu ke Kadidiri untuk melanjutkan perjalanan. Kadidiri juga sangat harus dikunjunngi. Kadidiri sangat terkenal dengan spot Diving nan indahd an ragam biota Lautnya. Dini hari kami diantarkan ke pelabuhan, setengah hati meninggalkan pulau ini. Sampai bertemu lagi Malenge, God blessed Malenge and all of nice people we met. 




Contact us for the Trip
segaratrip@gmail.com
denise.tambunan@yahoo.com
+62856 4787 4041








Friday, July 26, 2013

Tana Toraja

Pesawat kami tiba "lagi" di Bandara International Sultan Hasanuddin Makasar pukul 19:50 WITA!!. langsung menuju kantor perwakilan Bus Litha di makasar, bus yang akan membawa kami ke desa Rantepao Toraja, +/- 8jam perjalanan dan tibalah kami. Kota kecil ini mampu menarik banyak pengunjung dalam dan luar Negri, mulai dari Tradisi Adat yang unik yang masih terjaga, keindahan alam dan KOPI TORAJA yang tersohor diseluruh Dunia. We know we gonna love this place. Check it out!!


Banyak penginapan dengan harga dan kelas yang beragam, Wisma Maria salah satu favorit untuk turis dan backpacker, Good people, good breakfast, good coffee, quit clean room with hot water shower, and cheap!! Check-in Done, sewa motor done, langsung meluncur!!

First Stop, LEMO
Lemo merupakan kuburan untuk para leluhur masyarakat adat Toraja, terdapat 75 buah liang batu dan 40 tau-tau.

TO' DOYAN ( Baby Grave) - Kambira
Pohon Tarra' dijadikan tempat penguburan Bayi oleh masyarakat adat toraja, bayi yang belum tumbuh giginya dianggap suci dan belum memiliki dosa. Adapun Pohon Tarra' ini mengeluarkan banyak sekali getah dan dipercaya dapat "menggantikan" Air Susu Ibu. Bayi-bayi ini dimakamkan diantara rongga pohon. suasana disekitar Pohon Tarra' ini sangat tenang, dikelilingi dengan pohon Bambu yang menjulang tinggi. 



Ke' Te' Kesu
Terdapat beberapa "Tongkonan" di komplek ini yaitu rumah adat Toraja yang sudah berusia 400 Tahun, peninggalan Puang Ri Kesu. Detail arsiran dan ukirannya pun sudah tidak begitu jelas karena sudah usang. Tongkonan ini digunakan sebagai tempat pertemuan masyarakat toraja pada masa lampau. Masing-masing Tongkonan ditandai dengan tanduk kerbau sebagai status derajat pemilik rumah tersebut, semakin banyak tanduk yang dipajang, semakin tinggi drajat dan kedudukannya selain rumah adat juga terdapat Lumbung padi. 




Selain itu di sekitar nya kita menjumpai Goa tempat pemakaman dan erong (peti mati) para tua-tua dan bangsawan suku toraja pada masa lampau. Juga terdapat tau-tau yang dipagar besi. Tengkorak ini sudah berumur ratusan tahun. 





Karena hari sudah mulai mendung kami tidak sempat berkunjung ke makam atau kuburan lain, tetapi kami sempatkan mampir ke Tilanga' "Natural Swimming Pool" 

Kolam ini terletak didaerah Makale, terdapat Moa atau yg disebut Masapi oleh masrakat setempat. Belut berkuping ini tinggal disela-sela batugamping dipinggiran kolam. Raja-raja moa ini sangat dijaga oleh masyarakat sekitar, dan dipercaya membawa keberuntungan bagi siapa yang melihatnya. Untuk memanggil Raja Moa ini biasanya menggunakan telur bebek dan dituangkan ke kolam. 



Trip dihari pertama sangat berkesan. Setiap kawasan wisata terjaga kebersihannya dan warganya sangat ramah. Kami istirahat untuk persiapan menghadiri upacara Rambu Solo esok harinya. 

Sarapan pagi di Wisma maria, Roti bakar yang tebal, selai srikaya dan telor matasapi, Homemade!! Well today is gonna be a big day, We will during The Funeral Ceremony in Makale. Acara pemakaman sudah berlangsung selama 2hari sebelum kedatangan kami ke Rantepao. Sayangnya kami tidak mendapat informasi banyak mengenai keluarga yang mengadakan pemakaman hari itu. Adapun upacara ini merupakan upacara turun temurun oleh Masyarakat adat Toraja sebagai peringatan dan penghormatan terakhir bagi anggota keluarga yang sudah lebih dulu meninggal (lanjut usia). Upacara ini memakan banyak biaya oleh karena itu persiapan upacara ini sangat lama, bisa memakan waktu 1tahun dari hari kematian jenazah yang akan "dipestakan". Selama persiapan tersebut jasad disemayamkan di rumah keluarga dan masih disajikan makan dan minuman layaknya masih dalam keadaan hidup. 

Kami tiba di Rante (lapangan) pukul 10:00, warga setempat dan turis sudah ramai berdatangan dengan pakaian serba hitam. Dalam Upacara ini puluhan Kerbau dan babi menjadi persembahan yang akan disembelih dan dibagikan. 




Upacara akan ditandai dengan penyembelihan kerbau dengan satu kali tebasan, lalu beberapa pria membentuk lingkaran dan menari yaitu tari Ma'badong yaitu tari ungkapan duka cita untuk keluarga yang ditinggalkan, tarian ini juga diiringi nyanyian daerah Toraja. Beberapa ibu-ibu menabuh semacam alat "tumbuk" padi. 







Pengalaman hari itu sangat luar biasa, semoga pemerintah daerah dan terutama masyarakat Toraja tetap menjaga setiap aktifitas budaya dan adat istiadat mereka, semoga tak luntur dan hilang dimakan Zaman. Salut banget sama orang-orang disini, dimana daerah-daerah lain mulai kehilangan adat dan kebudayaan mereka karena kurangnya kesadaran masyarakat lokal dan program dari pemerintah daerah dan pusat. God bless Toraja and all the nice people here :)



Kak Elisabet, beliau memetik buah cocoa ini untuk kami 


belaian terakhir sebelum dikorbankan 


Fish fresh from the Pond, Delicious 


Toko "Kopinta" di pasar traditional Rantepao, kami membeli kopi toraja Arabica dan Robusta, and get a cup of superb fine Toraja's coffee, for free :)




We will arrange your trip to Toraja as well. contact us
+6285647874041 Denise
email : segaratrip@gmail.com denise.tambunan@yahoo.com

Best regards
Segara Trip